Salah satu hal yang dikehendaki
Tuhan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya yang sekaligus menyandang
predikat sebagai anak Allah adalah berbuah lebat (fruitfulness). Allah sendiri dengan tegas memperingatkan kita
“jika kita tidak tinggal di dalam Dia dalam arti menjadi fruitfulness kita akan
di pangkas, menjadi kering dan layu kemudian membakar kita ke dalam api”. Kalau
demikian berarti kerinduan tuhan agar kita fruitfulness itu serius. Fruitfulnes is “being
productive in any sense or yielding benefits.”[1]
Arti menjadi produktif dan menghasilkan manfaat. "
Setelah kita tahu kerinduan dan
peringatan Tuhan agar kita fruitfulness, mari kita belajar bersama-sama
mengenai kehendak dan tuntutan Tuhan agar kita menjadi fruitfulness. Kalau kita belajar dari Yohanes 15:4-5 Yesus berkata: “Aku
pokok anggur dan kita orang percaya ranting-rantingnya. Tidak ada ranting yang
dapat berbuah dengan sendirinya. Sama halnya dengan kita “tanpa Tuhan kita
tidak bisa apa-apa dan kita bukan siapa-siapa.”[2]
Dari situ kita tahu kalau kita tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam kita,
maka kita akan berbuah banyak (fruitfulness).
Setiap orang tentu ingin agar
kita dapat bertumbuh. Tapi satu hal yang perlu kita ketahui adalah setiap
makhluk hidup pasti bertumbuh. Jadi kita tidak hanya sekedar bertumbuh saja,
tetapi kita juga harus berbuah lebat (fruitfulness). Agar kita berbuah banyak
(fruitfulness) ada tahap-tahap yang harus kita lalui, yaitu: berakar,
bertumbuh, dan yang terakhir adalah berbuah banyak (fruitfulness).
Agar kita menjadi fruitfulness
kita harus tahu dulu dasarnya agar kita dapat melalui semua itu. Berbicara menganai
dasar merupakan sesuatu yang menarik. Mengapa demikian? Karena dalam setiap
aspek dalam kehidupan kita memerlukan dasar yang kuat. Dasar merupakan suatu yang sangat penting dalam hal apa pun. Tanpa
dasar yang benar dan kokoh segala sesuatu tidak akan dapat berlangsung dengan
baik.
Hal yang mendasari agar kita
dapat berakar, bertumbuh dan fruitfulness adalah:
a.
Tertanam (planted).
Berbicara mengenai tertanam tidak lepas dari yang
namanya akar. “Akar adalah bagian
tumbuhan yg biasanya tertanam di dalam tanah sebagai penguat dan pengisap air
serta zat makanan.”[3]Tumbuhan
tidak akan dapat bertumbuh tanpa berakar
terlebih dahulu. Akar itu sangat yang baik semakin hari akan semakin kuat dan
masuk ke dalam tanah menuju ke sumber air tanah untuk mendapatkan air dan
zat-zat mineral yang berguna untuk menunjang kelangsungan hidup.
Tertanam berbicara mengenai komitmen kita untuk bergabung
dan bertumbuh di suatu komunitas gereja lokal. Jadi, yang namanya tertanam
tidak hanya sekedar bergabung dalam gereja (involved) saja.
b.
Bertumbuh (Grow).
Bertumbuh dalam Tuhan tidak hanya ke atas saja
tetapi kita juga harus bertumbuh ke bawah. Semakin kita bertumbuh semakin
mengakar kuat di dalam Kristus. “The way
to go up is through going deep down.” Untuk naik ke atas melalui bawah. Seperti
teladan yang Tuhan yesus berikan bagi kita; :Barangsiapa ingin menjadi yang
terbesar ia harus melayani sesamanya.
c.
Mencari dan tinggal dalam Kristus (Seek &
abide in Him).
Langkah selanjutnya
agar kita menjadi fruitfulness adalah mencari dan tinggal di dalam Tuhan. Ketika
kita hidup di dalam Dia dan Dia hidup di dalam kita maka kita akan menghasilkan
buah yang banyak. Fruitfulness bukan karena usaha yang kita lakukan, tetapi
karena apa yang Tuhan perbuat dalam kehidupan kita. Sama seperti ranting yang
menerima asupan makanan dari pokok pohon yang membuatnya menghasilkan buah yang
banyak. Demikian juga kehidupan kita kalau kita tinggal di dalam Dia.
Those who
are planted in the house of the LORD Shall flourish in the courts of our God(13).
They shall still bear fruit in old age; They shall be fresh and flourishing
(14),To declare that the LORD is upright; He is my rock, and there is no
unrighteousness in Him (15). (Psalm 92:13-15).[4]
Be fruitful & multiply...
Komentar