Talenta adalah kemampuan yang khas yang dimiliki seseorang
untuk dapat berprestasi pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan talenta yang
dimilikinya. Talenta:
olah raga, seni, bisnis, pengajar, dsb.
Talenta
tidak muncul dengan sendirinya melainkan harus ditemukan dan dikembangkan.
Tuhan
mengaruniakan kepada kita talenta dengan jumlah yang berbeda.
Ayat ke-15 ada suatu kalimat yang penting, yaitu
“masing-masing menurut kesanggupannya”. Yang kesanggupannya 5 diberi 5, yang
kesanggupannya 2 diberi 2, yang kesanggupannya 1 diberi 1. Tuhan bukan
tidak adil, sebaliknya Dia tahu takaran yang tepat.
Memahami talenta berdasarkan perspektif
allah (Matius 25:14-30). “Sebab hal Kerajaan Sorga...”.
Allah ingin
pengembangan talenta itu ditujukan untuk kepentingan Kerajaan Sorga, sementara
uang dan popularitas adalah “berkat sampingan” (side blessing) yang akan
ditambahkan Allah ketika kita mencari terlebih dahulu (memprioritaskan)
Kerajaan Allah (Matius 6 : 33).
Jika kita
gunakan talenta-talenta kita untuk kepentingan dan tujuan Kerajaan Allah, yaitu
untuk menjadi saksi bagi kemuliaan Allah dan memenangkan jiwa-jiwa bagi
Kerajaan-Nya, maka Allah akan memberkati kita dan berkenan dengan kita.
Dalam ayat ke 14 juga dituliskan bahwa Tuan yang
memiliki talenta-talenta itu “memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan kepada
mereka...” Talenta yang kita punyai adalah “panggilan” kita yang
khas. Talenta
itu adalah panggilan Tuhan bagi kita untuk melayani Dia sebagai
hamba-hamba-Nya.
Talenta-talenta itu adalah “harta
yang dipercayakan.” Tuhan lah “Pemilik” talenta-talenta itu, kita hanya dipercayakan
Tuhan untuk menjalankan talenta-talenta itu untuk kepentingan-Nya, untuk tujuan
dan kehendak-Nya. Ingat, talenta-talenta itu adalah “hartanya” (God’s property) kita bukan owner (pemilik)
tetapi steward (pengurus) telenta-talenta itu. Satu kali Tuhan, Pemilik dari
talenta-talenta itu akan meminta pertanggungjawaban dari kita. Ia akan
“mengadakan perhitungan dengan mereka” yang telah dipercayakan dengan
talenta-talenta-Nya itu (ayat 19).
Sebagai
“harta” maka talenta-talenta
adalah sesuatu yang sangat besar nilainya. Dalam kamus Alkitab dituliskan bahwa satu talenta itu sama dengan 6.000 dinar, sedangkan satu dinar
adalah “upah pekerja harian dalam satu hari.” Berarti
satu talenta
itu setara dengan upah buruh 6.000 hari kerja atau jika satu bulan ia bekerja
25 hari maka itu sama dengan 240 bulan kerja atau 20 tahun kerja.
Apa
yang harus dilakukan dengan talenta-talenta yang Tuhan sudah simpan dalam hidup
kita sebagai potensi itu? Kita harus menggalinya, mengeksplorasinya sehingga
kita dapat menemukan talenta-talenta yang Tuhan sudah taruh dalam hidup kita.
Jika kita sudah
menemukannya maka kita harus “segera pergi ... menjalankannya (sehingga)
beroleh laba ” (ayat 16 – 17). Talenta-talenta itu jika dijalankan
akan berkembang dan berlipatganda.
Tuhan mau menolong kita untuk dapat menemukan potensi
kita dan mengembangkan talenta kita jika kita percaya bahwa Ia memiliki rencana
yang luar biasa di dalam hidup kita (Yeremia 29 : 11) dan mengucap syukur
dengan keberadaan hidup kita. Kita harus percaya bahwa di dalam
diri kita terdapat “paling sedikit” satu talenta. Tidak ada orang
yang tidak diberi talenta. Hanya saja banyak orang yang
tidak dapat melihat dan menemukan talenta atau potensi yang terdapat di dalam
dirinya.
BANYAK ORANG “ABNORMAL”
DAPAT MENEMUKAN DAN MENGEMBANGKAN TALENTA
SEHINGGA DAPAT MENJADI INSIRASI DAN MOTIVASI
BAGI ORANG YANG NORMAL SERTA MEMPERMULIAKAN
NAMA TUHAN
Hal Yang Dapat Menghalangi Muncul Dan
Berkembangnya Talenta Dalam Diri Kita (26):
1.
“jahat” jika kita tidak mengucap syukur dengan keberadaan
diri.
2.
Kemalasan. Orang
yang paling sulit untuk ditolong Tuhan adalah orang yang malas. Orang
yang malas bahkan tidak dapat melakukan hal yang paling mudah dan sederhana
sekalipun; bukannya tidak mampu, tetapi tidak mau karena malas.
Hati yang jahat, yang tidak tahu mengucap
syukur, yang kecewa dan marah dengan Tuhan dan menyalahkan Tuhan akan mengubur talenta.
Sedangkan kemalasan memperparah masalah sebab akan melumpuhkan orang itu
sehingga ia tidak dapat menggali dan mengembangkan talentanya.
Sifat Diperlukan Untuk Mengembangkan
Talenta Adalah “Baik Dan Setia” (Ayat 21 & 23).
1.
Baik, menunjukkan kualitas hati yang menerima dengan mengucap
syukur, juga kualitas usaha dalam menjalankan atau mengerjakan talenta.
2.
Kesetiaan berbicara
tentang loyalitas. Tuhan sangat menghargai orang
yang setia.
Setia akan
menyempurnakan usaha kita. Banyak orang dapat mengerjakan dengan baik namun tidak setia
sehingga ia tidak memetik buahnya dan menikmati hasilnya. Kesetiaan
diuji dan dibuktikan lewat waktu. Di dalam kesetiaan ada ketekunan yang
walaupun menghadapi berbagai rintangan dan ujian terus maju dan tetap berusaha.
Bagi orang-orang yang berhasil
mengembangkan talenta-talentanya sehingga beroleh laba, maka ada tiga hal yang
akan diterima orang itu dari Tuhan:
a)
Pertama, Tuhan akan
memberikan penilaian yang baik atas usaha orang itu. Tuhan akan memuji orang
itu dan berkata: “Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia...”.
b)
Kedua, Tuhan akan mempromosikan dia dengan menambahkan
kepadanya kemampuan dan otoritas: “engkau
telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar.”
c)
Ketiga, Tuhan memberikan
pahala dalam kekekalan: “masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (ayat 21 & 22).
Bagi Orang-Orang Yang “Jahat Dan Malas” Yang Tidak Mau
Menjalankan Talentanya, Melainkan Hanya Bisa Menggerutu Dan Tidak Melakukan
Apa-Apa Maka Ada Tiga Hal Yang Akan Diterima Dari Tuhan,
a)
Tuhan akan menegur dia dengan keras: “Hai kamu hamba yang jahat dan malas!!”
(ayat 26).
b)
Ia akan mengambil talenta yang dia miliki bahkan “apa pun juga yang ada padanya” (ayat
28, 29),
c)
sehingga hidupnya semakin miskin dan sengsara karena kemalasannya dan kejahatan
hatinya, dan orang itu pun akan menerima
hukuman dalam kekekalan: “campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam
kegelapan yang paling gelap...” (ayat 30).
Komentar