Ada pepatah Jawa yang mengatakan "Guru digugu lan ditiru". Artinya: "Guru didengar dan dicontoh". Kalau berbicara mengenai esensi dari pepatah ini saya belajar untuk instropeksi diri. Maksud saya, saya melihat kembali sebagai seorang guru kontribusi apa yang telah saya berikan bagi para peserta didik, lingkungan, masyarakat bahkan Tuhan yang telah mengaruniakan hal-hal yang begitu indah dan manis dalam kehidupan saya. Kadang-kadang saya merasa belum memberikan yang terbaik dalam menjalankan tugas dan kwajiban saya sebagai guru, meskipun saya selalu berusaha semaksimal dan sebaik mungkin untuk meyelesaikan tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang guru.
Di dalam proses menjalani panggilan saya sebagai guru, saya belajar untuk mencari nilai-nilai apa yang tersirat dari pepatah Jawa tersebut. Saya bersyukur kepada Tuhan karena kebaikan-Nya yang telah mengaruniakan saya kesabaran dan ketekunan untuk merenungkan pepatah tersebut. Dan karena kasih dan pertolongan-Nya saya menemukan bahwa menjadi seorang guru tidak hanya sekedar mengajar (transfer pengetahuan) kepada peserta didik yang telah Tuhan percayakan kepada saya, melainkan juga berbagi hidup. Tuhan mengajar saya begini: jika saya benar-benar mau mengabdikan hidup saya untuk kemuliaan-Nya dengan menjadi seorang guru yang seperti yang tersirat dalam pepatah jawa tersebut saya harus menghidupi nilai-nilai yang tersirat dalam pepatah tersebut.
Berkat pergumulan, keseriusan dan pertolongan Tuhan saya menemukan hal yang menurut saya sangat berharga untuk saya aplikasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang guru. Hal yang saya temukan adalah sebagai berikut:
Kasih
Sebagai seorang guru saya harus memiliki kasih yang harus saya berikan kepada para peserta didik saya. Maksudnya adalah ketika saya mengajar para peserta didik saya harus mengajar dengan kasih. Kasih itu tidak selalu menina bobokan para peserta didik tetapi saya mengajar dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Saya mencoba memposisikan diri saya sebagai orang tua bagi para peserta didik saya. Saya belajar memberikan yang terbaik bagi para peserta didik baik itu waktu, tenaga, maupun materi meskipun jumlahnya tidak besar. Tuhan juga selalu mengingatkan saya agar saya berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi para peserta didik saya. Dengan kasih yang dari Tuhan saya yakin akan menjadi modal yang akan mengantarkan saya menjadi guru yang berhasil mendidik peserta didik saya.
Ketekunan
Ketekunan merupakan hal yang sangat menunjang keberhasilan seseorang. Termasuk dalam pendidikan. Maka dari itu seorang guru harus tekun dalam artian tekun bekerja mempersiapkan perangkat pembelajaran, mengupgrade kemampuan diri, dan tekun berdoa menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
Keteladanan
Seorang guru adalah contoh bagi para peserta didik. Maka seorang guru harus menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal keimanan, perkataan, maupun tindakan bagi peserta didik. Setiap hari peserta didik melihat apa yang dilakukan oleh guru. Sebab jika seorang guru berbuat sesuka hati para peserta didik juga akan mengikuti apa yang dilakukan oleh gurunya. Maka dari itu guru harus menjadi teladan baik di rumah, sekolah, maupun di tengah-tengah masyarakat.
Metamorfosis pembelajaran akan terjadi jika semua pihak yang berpartisipasi dalam pendidikan bekerja sama dan memberikan yang terbaik. Mari kita belajar bersama. Kita bangun negeri kita mulai dari menyiapkan generasi yang berkarakter dan berjiwa nasional guna menyongsong masa depan cemerlang. Majulah negeriku. Merdeka.... Merdeka...... Merdeka.
Di dalam proses menjalani panggilan saya sebagai guru, saya belajar untuk mencari nilai-nilai apa yang tersirat dari pepatah Jawa tersebut. Saya bersyukur kepada Tuhan karena kebaikan-Nya yang telah mengaruniakan saya kesabaran dan ketekunan untuk merenungkan pepatah tersebut. Dan karena kasih dan pertolongan-Nya saya menemukan bahwa menjadi seorang guru tidak hanya sekedar mengajar (transfer pengetahuan) kepada peserta didik yang telah Tuhan percayakan kepada saya, melainkan juga berbagi hidup. Tuhan mengajar saya begini: jika saya benar-benar mau mengabdikan hidup saya untuk kemuliaan-Nya dengan menjadi seorang guru yang seperti yang tersirat dalam pepatah jawa tersebut saya harus menghidupi nilai-nilai yang tersirat dalam pepatah tersebut.
Berkat pergumulan, keseriusan dan pertolongan Tuhan saya menemukan hal yang menurut saya sangat berharga untuk saya aplikasikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai seorang guru. Hal yang saya temukan adalah sebagai berikut:
- Kasih.
- Ketekunan.
- Keteladanan.
Kasih
Sebagai seorang guru saya harus memiliki kasih yang harus saya berikan kepada para peserta didik saya. Maksudnya adalah ketika saya mengajar para peserta didik saya harus mengajar dengan kasih. Kasih itu tidak selalu menina bobokan para peserta didik tetapi saya mengajar dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Saya mencoba memposisikan diri saya sebagai orang tua bagi para peserta didik saya. Saya belajar memberikan yang terbaik bagi para peserta didik baik itu waktu, tenaga, maupun materi meskipun jumlahnya tidak besar. Tuhan juga selalu mengingatkan saya agar saya berdoa agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi para peserta didik saya. Dengan kasih yang dari Tuhan saya yakin akan menjadi modal yang akan mengantarkan saya menjadi guru yang berhasil mendidik peserta didik saya.
Ketekunan
Ketekunan merupakan hal yang sangat menunjang keberhasilan seseorang. Termasuk dalam pendidikan. Maka dari itu seorang guru harus tekun dalam artian tekun bekerja mempersiapkan perangkat pembelajaran, mengupgrade kemampuan diri, dan tekun berdoa menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
Keteladanan
Seorang guru adalah contoh bagi para peserta didik. Maka seorang guru harus menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal keimanan, perkataan, maupun tindakan bagi peserta didik. Setiap hari peserta didik melihat apa yang dilakukan oleh guru. Sebab jika seorang guru berbuat sesuka hati para peserta didik juga akan mengikuti apa yang dilakukan oleh gurunya. Maka dari itu guru harus menjadi teladan baik di rumah, sekolah, maupun di tengah-tengah masyarakat.
Metamorfosis pembelajaran akan terjadi jika semua pihak yang berpartisipasi dalam pendidikan bekerja sama dan memberikan yang terbaik. Mari kita belajar bersama. Kita bangun negeri kita mulai dari menyiapkan generasi yang berkarakter dan berjiwa nasional guna menyongsong masa depan cemerlang. Majulah negeriku. Merdeka.... Merdeka...... Merdeka.
Komentar