TRUST



    
    
Building trust (Membangun Kepercayaan)



Banyak orang berusaha membangun kepercayaan dengan berbagai cara.  Mulai dari mengumbar janji,  dengan teknik persuasi, maupun performance yang meyakinkan. sikap asal bapak senang dan manipulasi seringkali juga dilakukan. Namun, cara-cara seperti itu tidak patut dilakukan oleh anak Tuhan. Tuhan juga tidak berkenan dengan cara seperti itu. Yang menjadi pertanyaan dan perenungan bagi kita adalah sampai kapan kepercayaan yang dibangun dengan cara yang tidak benar tersebut dapat bertahan. Semua akan teruji oleh waktu. Motivasi yang keliru dan janji yang muluk-muluk tidak akan bertahan lama. Kepercayaan seperti ini bagaikan rumah yang dibangun diatas pasir yang segera hanyut ketika badai dan ujian datang. Sedangkan kepercayaan yang dibangun dengan cara yang benar dan berkenan dihadapan Tuhan bagaikan rumah yang dibangun diatas batu dan batu karang yang teguh. Kepercyaan seperti ini akan tahan uji.



Lima Dasar Untuk Membangun Kepercayaan  

1. Integritas Integritas merupakan jaminan utama bagi kita untuk dipercaya orang lain. Jika kita tidak memiliki integritas kita akan sulit dipercaya oleh orang lain. Kejujuran lebih berharga dari kemunafikan yang memikat. Orang akan menaruh respect pada kejujuran dari pada kepura-puraan. Demikian juga kita akan merasa nyaman jika kita diterima dan dipercaya sebagaimana kita adanya.
2. Kebajikan Kebajikan merupakan hal yang hakiki. Kita memiliki sumber kebajikan yang tak pernah berhenti. Bagaikan benih yang hidup. Jika ditanam kebajikan akan menumbuhkan kepercayaan. Kebajikan ditunjukkan melalui keteladanan hidup dan perbuatan baik. Tanpa kebajikan siapa yang akan percaya pada diri kita???
3. Waktu Pepatah mengatakan “waktu adalah penguji yang terbaik” melalui kurun waktu sesuatu akan teruji. Kepercayaan dibangun seumur hidup, jadi mari kita bersama-sama belajar mempertahankan kepercayaan sampai kita dipanggil pulang ke rumah Bapa.
4. pertanggungjawaban Banyak orang ingin dipercaya, tetapi merasa takut untuk bertanggung jawab. Mengapa demikian??? Mereka tidak mau menjadi diri sendiri (mereka hanya melihat dan menginginkan apa yang dialami orang lain). Padahan integritas dan pertanggungjawaban bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi. Sekali lagi penulis tegaskan jika kita berintegritas tentu kita bisa menjadi pribadi yang berani memikul tanggung jawab.
5. Bukti Bukti adalah konfirmasi dari sebuah kepercayaan. Apakah kita dapat membuktikan kompetensi yang kita miliki? Janji-janji yang ditepati dan perkataan dan tindakan yang selaras??? Konfirmasi yang positif akan membangun dan memperkuat kepercayaan.

 
“Keberuntungan
Selalu Mengejar
Orang Yang Dapat Dipercaya”




Komentar