Everyone is Unique and Special


Hasil gambar untuk everyone is unique and special

"Sebuah taman akan nampak baik, indah, menyenangkan dan meneduhkan jika dihiasi dengan bunga yang berwarna-warni serta ditunjang dengan berbagai fasilitas yang bermanfaat bagi pengunjungnya" Demikian juga dengan kehidupan kita. bayangkan jika di sekililing kita hanya ada orang-orang, barang-barang, makanan-makanan dan pakaian-pakaian yang sama. Tentu akan sangat membosankan bukan?

Yah, seperti semboyan negara kita "Bhineka Tunggal Ika" berbeda-beda tetapi tetap satu. dalah istilah kerennya "Unity in diversity" Perbedaan itu wajar dan menyenangkan jika kita bisa memahami dan menikmatinya. Namun perbedaan akan menjadi neraka yang akan senantiasa menyiksa kita jika kita tidak bisa memahami dan menikmatinya.

Bukankah manusia itu makhluk individu sekaligus makhluk sosial?
Kalau begitu manusia memiliki dua sifat dasar yang tidak bisa dipungkiri dong. Sifat dasar manusia itu adalah egois dan ingin dimengerti. nah, kalau begitu kita tidak bisa hidup sendiri bukan? Bayangkan jika kita hidup sendiri di tengah padang pasir yang luas disertai dengan badai! kira-kira apa yang kita rasakan? Jujur secara pribadi saya akan ketakutan dan berteriak minta tolong sejadi-jadinya. Namun sekuat apa pun teriakan saya di padang pasir tersebut tidak akan berarti jika tidak ada orang yang menolong saya. Paling-paling saya kehabisan energi dan mati begitu saja.

Tidak usah jauh-jauh, kita lihat tubuh kita saja. Tubuh kita ini kan terdiri dari kepala, badan, tangan, dan kaki. Seluruh anggota tubuh kita saling membutuhkan bukan? Contoh: badan membutuhkan kedua kaki untuk berdiri dan berjalan. Jika tubuh kita hanya terdiri atas badan saja tentu tidak menarik. Demikian juga kita membutuhkan orang lain agar kita dapat survive dan berkembang.

Dalam kehidupan saya sebagai seorang guru saya menyadari betul bahwa setiap orang itu berbeda dan saling membutuhkan. Saya paling sedih ketika mendengar orang mengatakan bahwa si A bodoh, si B bego, si C IQ jongkok dan lain sebagainya. Yang lebih miris lagi jika hal itu diungkapkan oleh seorang guru atau orang tua. Atau jika ada anak ditolak sekolah karena nilai akademisnya tidak seperti yang diharapkan oleh pihak sekolah. Itu benar-benar menyakitkan bagi saya. Kenapa begitu???

Seperti apa yang saya ungkapkan tadi bahwa setiap orang dilahirkan dalam keadaan yang berbeda-beda, unik dan spesial. Contoh orang tua kita berbeda jenis kelamin, saudara-saudara kita berbeda selera dan hobi. Demikian juga setiap anak tidak sama alias berbeda.
Apanya yang berbeda??? pola pikir, tingkat kecerdasan, gaya, kesukaan, cara belajar, sikap.

Nah, perbedaan itu merupakan modal awal untuk belajar. Tentu sebagai guru atau orang tua yang mendidik kita harus melihat sisi itu dan mencari metode yang tepat untuk mendidik anak-anak.
Hal yang pantas dikatakan guru dan orang tua adalah doa, dan ekspektasi yang baik, bukan penghakiman. Namun sering kali guru atau orang tua sebagai pendidik anak yang seharusnya mengantarkan anak ke gerbang kesuksesan tidak menyadari hal ini. Bahkan yang terjadi sebaliknya, maunya sih mendidik tetapi metodenya tidak tepat dan dipaksakan.

Tidak jarang pula yang disertai dengan kata-kata kasar, umpatan, caci maki dan memberi label anak dengan hal yang buruk. Misalnya: bodoh, lamban, IQ jongkok, tidak berguna, sampah dan lain sebagainya.
Hal itu sebenarnya merupakan racun dan kutuk yangakan menggerogoti, merusak dan membinasakan masa depan anak-anak kita. Sebagai manusia hanya ada dua hal yang bisa kita keluarkan dan berikan kepada orang lain, yaitu segala sesuatu yang baik (berkat) dan segala sesuatu yang jahat dan buruk (kutuk). Anak adalah permata yang begitu mulia dan berharga yang dititipkan Tuhan kepada kita. Demikian juga siswa adalah batu mulia yang dititipkan orang tua dan Tuhan kepada kita untuk kita bentuk dan hias menjadi permata yang maha indah dan menawan.

Sekarang mari kita merenung sejenak, kita sendiri dilahirkan dalam rupa bayi mungil yang lucu dan penuh keterbatasan. Namun karena pemeliharan Tuhan dan curahan kasih sayang dari orang tua kita yang melimpah, kita dapat belajar akan arti kecemasan, ketakuta, kelaparan, panas, dingin dan lain sebagainya. Sepanjang hidup kita kita lalui dengan pembelajaran bukan?

Sama juga dengan anak-anak atau siswa, mereka sedang belajar. Kalau sudah pintar kenapa meski belajar. Dalam proses pembelajaran kalau salah dan belum bisa itu wajar. Bukan berarti mereka bodoh, goblok, IQ jongkok, lamban, sampah, tidak berguna. Mereka hanya belum bisa, belum paham, atau metodenya belum tepat. Di dunia ini tidak ada orang bodoh, yang ada adalah orang malas. Nah, kalau malas itu penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali yang bersangkutan bertobat.

Intinya tidak ada anak yang bodoh, setiap anak unik dan spesial. Setiap anak punya talenta dan bakat masing-masing, tugas kita hanya mengarahkan. Mari kita belajar memiliki ekspektasi yang baik dan benar akan masa depan anak-anak atau siswa kita. Kita terima mereka apa adanya sesuai dengan keunikan dan kekhususan mereka masing-masing. Kita curahkan kasih sayang, dan ilmu yang kita miliki dan nilai-nilai positif kepada mereka. Lihatlah mereka lima tau sepuluh tahun kedepan. Mereka pasti menjadi pribadi-pribadi yang hebat dan luar biasa.
Salam edukasi....
By: Mr.J Lao Tze

Komentar