Perbedaan selalu memberikan dampak bagi lingkungan sekitar baik itu dampak dang baik maupun dampak yang buruk. Begitu juga pasangan suami istri yang berbeda kewarganegaraan tentu berdampak bagi keluarga mereka. Mereka akan melahirkan anak yang berbeda dari kedua orang tuanya (blasteran). Anak-anak akan mempelajari dan menyerap budaya yang berbeda serta segala sesuatu dari lingkungan sekitar. Budaya yang meraka pelajari meliputi nilai-nilai, tata cara dan habit sehari-hari.
Budaya harus dikenalkan kepada anak-anak sejak dini, karena usia dini adalah usia emas di mana anak-anak memiliki kemampuan belajar yang luar biasa. Jadi secara otomatis anak-anak akan menyerap budaya yang telah diperkenalkan. Hal ini akan mendukung pembangunan karakter anak-anak. Anak-anak akan lebih percaya diri dalam bergaul, memahami asal-usul budaya orang tua, serta budaya negara di mana mereka tinggal.Generasi muda yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang multi culture akan banyak belajar untuk mencari keseimbangan dari berbagai budaya. Mereka akan memiliki cara-cara kreatif dan praktis untuk melintasi berbagai budaya dan menjalin persahabatan.
Pada zaman globalisasi yang mana perkaembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi semakin canggih baik di dalam maupun di luar negeri kita harus open minded dan melihat kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh negara lain. Ambil sisi positif yang mereka punya dan gunakan untuk meningkatkan kualitas diri kita. Kita juga harus pandai-pandai memfilter budaya yang masuk, kesampingkan nilai-nilai negatif yang tidak sesuai dengan kebudayaan negara kita. Tentu peran orang tua sangat penting dalam menjadi teladan bagi anak-anak untuk memfilter sisi positif dan negatif dari budaya luar negeri. Kita harus bangga menjadi orang Indonesia yang memiliki keaneragaman budaya. Saya pribadi bangga menjadi warga negara dan tinggal di Indonesia.
Salam Edukasi.....
Komentar